HADITS-HADITS TENTANG RAMADHAN DAN PUASA
DI ANTARA ADAB-ADAB PUASA MENINGGALKAN MAKSIAT
HADITS ABU HURAIRAH :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ وَالجَهْلَ ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta, perbuatan dusta, dan perbuatan bodoh (tidak layak), maka Alloh tidak butuh dia meninggalkan makanannya dan minumannya”. (HR. Bukhori, no. 6057; Ibnu Majah, no. 1689; Ahmad, no. 9839, 10562; Ibnu Hibban, no. 3480)
FAWAID HADITS :
Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits ini, antara lain:
- 1- Larangan berkata dusta di setiap saat, apalagi ketika puasa.
- 2- Larangan berbuat dusta di setiap saat, apalagi ketika puasa.
- 3- Larangan berbuat kebodohan (tidak layak) di setiap saat, apalagi ketika puasa.
- 4- Kemaksiatan bisa membatalkan pahala orang yang berpuasa.
- 5- Puasa yang sempurna itu bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, namun juga menahan dari berbuat kemaksiatan.
- 6- Puasa seharusnya memberikan pengaruh sifat-sifat yang baik dan akhlaq yang mulia bagi orang yang berpuasa.
- 7- Alloh Ta’ala Al-Ghoniy (Maha Kaya; Cukup) tidak membutuhkan makhluk-Nya, termasuk tidak membutuhkan ibadah hamba. Namun hamba yang butuh untuk beribadah kepada penciptanya, sebagai sarana kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.
Ditulis oleh Ustadz Muslim Atsari hafidzahullahu ta’ala
Sragen, Selasa bakda Zhuhur, 12-Romadhon-1441 H / 5-Mei-2020 M
Dibaca ulang dan diberi tambahan di : Sragen, Dhuha Rabu, 11-Romadhon-1443 H / 13-April-2022 M.