RANGKUMAN BAB 9 – KEHIDUPAN TERAKHIR RASULULLAH
A. Tanda-tanda perpisahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
- Pada Ramadhan 10 H, beliau beri’tikaf selama 20 hari padahal sebelumnya hanya 10 hari saja.
- Pada haji Wada’ ada ucapan yang mengisyaratkan perpisahan
- Turunnya surat An-Nashr pada pertengahan hari Tasyrik
- Diawal Shafar tahun 11 H, beliau menuju Uhud sholat disana sebagai ungkapan perpisahan dengan para syuhada’
- Pada suatu malam beliau pergi ke Baqi’ dan memohonkan ampun bagi mereka dan mengucapkan : “Sesungguhnya kami akan menyusul kalain“.
B. Permulaan sakit
Setelah menyempurnakan haji, beliau kembali ke Madinah. Tidak lama dari itu, kemudian beliau memerintahkan kaum Muslimi untuk bersiap-siap jihad ke negeri Syam. Beliau mengangkat Usamah bin Zaid rodhiyallahu ‘anhu sebagai panglimanya yang saat itu beliau masih berumur 20 tahun. Pasukan belum berangkat, terdengar beliau sakit.
Pada tanggal 28 atau 29 Shafar tahun 11 H, beliau menghadiri penguburan seorang sahabat di baqi’. Setelah itu baru beliau mulai merasakan pusing dan panas pada tubuh beliau. Di hari-hari akhir, beliau tinggal di rumah Aisyah atas seizin seluruh istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
C. Ayat terakhir turun
Ayat yang terakhir turun adalah firman Allah ta’ala :
وَٱتَّقُوا۟ يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى ٱللَّهِ ۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya ; dirugikan”. (Al-Baqarah : 281)
D. Abu Bakar rodhiyallahu ‘anhu menjadi Imam
Selama beliau sakit dan tidak bisa mengimami kaum Muslimin, Abu Bakar-lah yang menggantikan beliau menjadi imam sholat.
E. Pesan-pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Sebelum wafat, beliau berwasiat :
- Semoga Allah melaknat Yahudi dan Nashara yang telah menjadikan kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai masjid.
- Perhatikanlah shalat kalian! Perhatikanlah shalat kalian! Dan hendaklah kalian bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla dalam urusan budak-budak kalian.
- Tidak boleh ada dua Agama di bumi Arab.
F. Detik-detik perpisahan
Aisyah menyandarkan tubuh beliau kepadanya, diberikan siwak untuk beliau dan bersiwak, beliau memasukkan tangannya ke bejana yang berisi air lalu mengusapkan ke wajahnya, lalu berkata :
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ لَسَكَرَاتٍ. اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ
“Tidak ada ilah yang diibadahi dengan hak selain Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakarat. Ya Allah! Bantulah aku menghadapi sakaratul maut ini!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua tangan beliau yang mulia seraya terus memanjatkan doa :
اللَّهُمَّ الرَّفِيْقَ الأَعْلَى
Ya Allâh! Masukkanlah aku ke syurga.
Lalu tangan beliau miring dan melemas dan akhirnya beliau meninggal. Kejadian ini berlangusng pada waktu Dhuha, hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun 11 hijriyah pada usia 63 tahun.
G. Sikap para sahabat rodhiyallahu ‘anhum
Ketika tersebar wafatnya nabi, maka langit dan penjuru Madinah menjadi kelabu. Sikap Umar bin Khattab rodhiyallahu ‘anhu sangat keras karena menganggap bahwa Nabi tidak mungkin meninggal. Sedangkan Abu bakar rodhiyallahu ‘anhu, beliau datang kerumah Nabi yang sudah di tutup dengan kain, beliau membuka dan menciumnya lalu menangis. Setelah itu beliau keluar dan menemui kerumunan orang seraya membacakan surat Ali Imran ayat 144. Allah berfirman :
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Ali Imran : 144).
Mendengar itu Umar-pun rodhiyallahu ‘anhu tersadarkan sambil mengatakan : ‘Demi Allah, sepertinya aku baru pertama kali mendengar ayat itu ketika dibaca oleh Abu Bakar. Sampai-sampai aku tak kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku tertunduk ke tanah ketika aku mendengar Abu Bakar membacanya. Kini aku yakin bahwa nabi memang sudah meninggal.”
H. Abu Bakar rodhiyallahu ‘anhu terpilih sebagai Khalifah
Terjadi perselisihan diantara para sahabat tentang kepemimpinan sebelum mereka mengurus jenazah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Akhirnya disepakati bahwa kepemimpinan jatuh kepada Abu Bakar rodhiyallahu ‘anhu dan kesepakatan itu terjadi di Saqifah Bani Sa’idah.
I. Pengurusan jenazah
Pada hari Selasa, Nabi di mandikan tanpa dilepas bajunya. Beliau dibasuh dengan air dan daun bidara tiga kali basuhan, kemudian dikafani dengan tiga helai kain yang berwarna putih.
Tempat pemakaman beliau akhirnya di sepakati dikubur di rumah Aisyah sebagaimana riwayat dari Abu Bakar, beliau berkata : “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang Nabi wafat kecuali dikubur di rempat ia wafat”.
Lalu Abu Thalhah mengangkat kasur yang beliau pakai dan menggali liang lahat ditempat tersebut. Orang-orang bergantian mensholatkan beliau, di mulai dari keluarga, kaum Muhajirin, kaum Anshar, kaum perempuan dan terakhir anak-anak. Pada hari Rabu malam, jenazah beliau di makamkan.
Ditulis oleh : Ustadz Ahmad Imron bin Muhadi Al Fanghony Hafidzahullah
Rujukan : “Buku Mapel Sejarah Islam Kelas V MSU Al Ukhuwah Sukoharjo”