: قَالَ العَلَّامَةُ أ.د سُلَيْمَانُ بْنُ سَلِيْمِ اللَّهِ الرُّحَيْلِيُ
(إِيَّاكَ أَنْ تَتَكَلَّمَ فِي أَحَدٍ لِأَنَّ النَّاسَ يَتَكَلَّمُونَ فِيهِ، إِلاَّ إِذَا عَلِمْتَ أَنَّهُ يَجُوزُ شَرْعًا أَنْ تَتَكَلَّمَ فِيهِ، وَاحْتِيْجَ إِلَى أَنْ تَتَكَلَّمَ فِيهِ. وَاللَّهِ مَا يَنْفَعُكَ فِي قَبْرِكَ أَنَّ الَّذِينَ حَوْلَكَ تَكَلَّمُوا فِي فُلاَنٍ بِسُوءٍ، وَإِنَّمَا الَّذِي يَنْفَعُكَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مِنْ قَلْبِكَ أَنَّكَ عَلِمْتَ أَنَّ الشَّرْعَ يَقْتَضِي مِنْكَ أَنْ تَتَكَلَّمَ فَتَكَلَّمْتَ. الْكَلاَمُ مِنْ أَجْلِ الْبِيْئَةِ الْمُحِيطَةِ خَطَرٌ عَلَى الْإِنْسَانِ. (ضَوَابِطُ الرِّبَا، ص ٢٤٥)
Berkata Al Allamah Doktor Sulaiman bin Salim Ar-ruhaily hafidzahullah ta’ala : “Berhati-hatilah kamu dari membicarakan orang lain hanya karena manusia membicarakannya. Kecuali jika kamu tahu bahwa secara syar’i kamu boleh membicarakannya dan butuh untuk kamu membicarakannya. Demi Allah ! Tidaklah memberikan manfaat kepadamu di kuburmu dengan adanya orang-orang yang ada disekitarmu membicarakan orang lain dengan keburukan. Justru yang memberikan manfaat kepadamu adalah Allah tahu dari hatimu bahwa secara syariat kamu harus berbicara maka kamupun berbicara. Berbicara tentang orang lain karena lingkungan sekitar adalah bahaya bagi manusia”. (Dhowabith Ar-riba, hal. 245)
- Disusun oleh : Tim Medsos PKPPS Tingkat Ula Al-Ukhuwah