كيف يُتقنُ طالبُ العلمِ علمَ العقيدةِ؟

Bagaimana Seorang Penuntut Ilmu Dapat Mutqin (Kuat) Dalam Hal Ilmu Aqidah??

قال الشيخ صالح بن عبد العزيز سندي -حفظه الله-: ” هذا موضوعٌ طويلٌ، وعلمُ العقيدة من العلوم الواسعة، التي ينبغي على الإنسان أنْ يأخذها على مرحلة واسعة من الوقت، إذا أراد أن يُبرِّز في هذا العلم، يعني ليس من العلوم المختصرة التي تُؤخذ في وقتٍ وجيز، ولكن أنا أقصد بهذا مَن أراد التمكُّن. أمَّا من أراد الشيء الذي يجب عليه، فإنّ الأمر أهون من ذلك وأسهل، لا شك. لكن من أراد أن يكون طالب علمٍ مُتمَّكنًا في علم الاعتقاد، فإنَّه يحتاج إلى وقتٍ طويل

Berkata Syaikh Shalih bin Abdil Aziz Sindi hafidzahullahu ta’ala : Ini adalah tema pembahasan yang panjang dan ilmu aqidah adalah diantara ilmu yang luas yang seseorang seyogyanya mengambil ilmu ini pada jenjang waktu yang lama. Apabila seseorang ingin menguasai ilmu ini (ilmu aqidah) yaitu bukan dari ilmu-ilmu yang ringkas yang dapat dipelajari dalam waktu yang singkat, akan tetapi yang saya maksud dengan ini adalah bagi orang yang mau benar-benar menekuninya (sehingga menjadi ahli). Adapun jika yang diinginkan dari sesuatu itu adalah perkara yang wajib atasnya maka ini lebih mudah dan gampang, tidak diragukan lagi. Akan tetapi barangsiapa yang menginginkan agar penuntut ilmu benar-benar menguasai dan ahli dalam ilmu aqidah, maka dia membutuhkan waktu yang panjang.

: العلمُ بصورةٍ عامّةٍ، أيُّ علمٍ من العلوم تحتاج أنْ تمشي فيه من خلال أربع طُرقٍ مُتوازيةٍ

Ilmu dengan gambaran umum membutuhkan empat langkah yang sudah dipertimbangkan dalam hal urutannya :

1️⃣ أوّلًا: الحفظُ، لا بدّ أن يكون هناك متونٌ تُحفظ، طالب علم لا يحفظ طالب علمٍ ناقص

Pertama : Hafalan. Sehingga harus ada disana matan-matan yang harus dihafalkan. Penuntut ilmu tidak mau menghafal maka dia adalah penuntut ilmu yang kurang.

2️⃣ ثَانِيًا: الأخْذُ عن الأشياخِ، يعني حضور مجالس العلم، تأخذ عن المشايخ، عن العلماء مشافهة، لا بُدَّ من متون تُدرس على أهل العلم

Kedua : Mengambil ilmu dari para ulama. Yaitu hadir di majelis-majelis ilmu, mengambil ilmu dari Masyayikh, dari para ulama ternama, harus ada matan-matan yang dipelajari dari ahli ilmu.

3️⃣ ثالثًا: القراءةُ: أنْ تجرد الكتب، هناك كتب في أيّ تخصص، لابد لطالب العلم إذا أراد إتقان هذا الفنِّ، أن يقرأها

Ketiga : Membaca. Yaitu meneliti kitab-kitab, disana banyak kitab-kitab dalam berbagai bidang secara khusus, harus bagi penuntut ilmu apabila ingin kuat dalam bidang ini untuk membacanya.

4️⃣ رابعًا: وهي مرحلةٌ متقدِّمةٌ: البحثُ: يعني يُخصِّص لنفسه وقتًا يحاول أن يبحث فيه في بعض المسائل، فإنَّه يُعطي نفسه دربة على اقتناص المعلومة، واستعمال القلم، وهذا مهمٌّ لطالب العلم
أنا أقول يبحث ولا يقول يطبع، مسألة النّشر مسألة أخرى، ولها وقتها، لكن يكتب ويبحث ويجعل البحث عنده، لا يتعجّلُ بنشره

Keempat : Pembahasan. Yaitu dia mengkhususkan untuk dirinya waktu yang dapat membawanya kepada sebuah pembahasan terkait sebagian masalah. Dia memberikan untuk dirinya agar terbiasa berlatih untuk fokus membidik suatu ilmu pengetahuan, menggunakan alat tulis dan ini perkara penting bagi penuntut ilmu. Aku katakan dia “membahas” dan bukan “mencetak tulisan “, karena permasalahan menyebarkan adalah permasalahan lain dan dia memiliki waktunya sendiri. Sementara dia menulis, membahas dan menjadikan pembahasan ada pada dirinya sehingga dia tidak tergesa-gesa dalam menyebarkan ilmu (dengan cara mencetak).

⬅ مَن مشى في العلوم بهذه الطريقة، وأعانه الله سبحانه وتعالى بأستاذ أو أخ أكبر يُراعيه، ويُتابعه، ويُنبِّهه على ما الذي يقرأ، وما الذي لا يقرأ، وما الكتاب المناسب، وما الطبعة المناسبة، وما المتن الذي يبدأ به قبل الآخر؟ وهكذا، ووَفَّقه الله تبارك وتعالى إلى هِمَّة قوية، وأخذ الوقت الذي ينبغي عليه أخْذه، فإنه يُبشِر بتوفيق الله سبحانه إلى أنّه سوف يصلُ إلى مُبْتغاه “. اهـ

[ شرح الأصول الثلاثة – الشرح الأول – أسئلة الدرس الثامن ]

Barangsiapa yang berjalan dalam mempelajari ilmu-ilmu dengan cara ini dan Allah membantunya dengan adanya seorang ustadz atau saudara besar yang memperhatikannya, membersamainya, menekankan kepada apa yang boleh dan tidak boleh dia baca, kitab apa yang sesuai, percetakan yang pas, matan apa yang hendaknya dia hafal terlebih dahulu sebelum yang lainnya dan terus seperti ini, Allah akan berikan taufiq padanya kepada keinginan yang kuat, dia akan mengambil waktu yang memang seharusnya dia ambil maka dia akan bergembira dengan taufiq Allah itu sehingga dia akan sampai pada tujuannya.

 

  • (Syarah Al-Usul Ats-Tsalatsah – Syarah yang Pertama – Pertanyaan-pertanyaan pelajaran yang ke delapan)
  • Tim Medsos MSU (PKPPS Tingkat Ula 

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *