إنا لله وإنا إليه راجعون
رحم الله شيخنا الوالد الأستاذ يزيد بن عبد القادر جواس رحمة واسعة وأسكنه فسيح جناته

Saat Aku Mendengar Guruku Tercinta Telah Berpulang
Sedih, gulana dan air mata tak bisa kubendung.

 

Sekian lama aku merasakan bimbingan dari sosok yang sekarang telah hilang Kembali ke Sang Kholiq Dzat Yang Berkuasa atas semua yang ada di langit dan di bumi.

Dari semenjak 1998, aku mulai duduk mendengar, memperhatikan serta memahami semua bimbingan, nasehat ustadzana rahimahullah. Tak ada satupun yang kusangsikan atas ketulusan beliau rahimahullah dalam mengajarkan ilmu dan memberikan nasehat kebaikan kepada kaum muslimin.

Akupun belajar dari keseharian beliau rahimahullah, yang setiap harinya saat itu dihabiskan untuk mengajar dan menulis ilmu syar’i. Terkadang dari pagi, siang dan sore membersamai beliau di rumah beliau dengan tulisan dan kitab-kitab beliau yang tersusun dalam maktabah beliau rahimahullah. Setiap hari menjelang malam aku mendengar Ustadzana mempersilahkan keluarganya untuk tidur dan dipimpin doa-doa menjelang tidur oleh Ummuna Umi Fathi hafizhahallah.

Sungguh sangat menginspirasi diriku untuk bisa belajar mencintai ilmu, kitab dan menulis, meskipun masih sangat jauh sekali dari nilai ideal nasehat beliau rahimahullah. Beliau rahimahullah seringkali menasehati untuk tetap Ikhlas dan tekun dalam menuntut ilmu syar’i dan berdakwah karena Allah semata.

Sosok tegas diluar dan sangat lembut di dalam senantiasa mengajarkan ikhlas dan tidak berpangku tangan kepada manusia. Disaat orang lain tidak mengetahui apa yang dirasa oleh seorang murid, maka beliau sebagai seorang guru dan orang tua biasa langsung mengajak ngobrol dan menanyakan apa yang menjadi kesulitan dari murid-muridnya… ولا نزكي على الله أحدا

Tidak ada kata-kata lagi yang bisa menggambarkan kesedihanku yang mendalam, tidak ada air mata yang bisa kubendung, tidak ada yang bisa aku haturkan kepada sang Guru tercinta ustadzy rahimahullah kecuali doa

‌اللَّهُمَّ ‌اغْفِرْ ‌لَهُ ‌وَارْحَمْهُ ‌وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَأَوْسِعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ أَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجَتِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَنَجِّهِ مِنَ النَّارِ، أَوْ قَالَ: وَقِهِ عَذَابَ الْقَبْرِ

▪Perih hati kudengar wafat Sang Guru Tercinta
▪Setelah sekian lama membimbing menata
▪Menumbuhkan raga dakwah tauhid semata
▪Menyebarkan ilmu dan tulisan pena tertata

▪Engkau tegas di luar lembut di dalam tak kentara
▪Menyandingkan tulusnya ikhlas dan keteguhan
▪Menjadi teladan dakwah tauhid di nusantara
▪Menggelorakan dakwah tauhid tanpa kekerasan

▪Engkau lalui waktu dengan ilmu dan manfaat
▪Tak pernah kosongkan nasehat mesti sesaat
▪Keteguhan hati menuntun hati yang tersesat
▪Berdakwah tauhid meretas insan yang taat

▪Menyibak dalamnya ilmu itulah penamu
▪Nasehatmu terngiang menghardik kalbu
▪Tak ada yang bisa membalas kebaikanmu
▪Semoga Allah jadikan SurgaNya tukmu

Semoga aku dan kaum muslimin dapat meneladani kebaikan-kebaikan sang Guru tercinta rahimahullah. Semoga limpahan pahala tercurah kepada Sang Guru tercinta rahimahullah dengan menyebarnya dakwah tauhid di negeri pertiwi ini.

 

  • Tulisan Al Ustadz Zaki Rakhmawan Abu Usaid – Seorang murid yang sangat merindu Sang Guru tercinta.
  • Tim Medsos MSU

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *