Pagi ini Selasa, 20 Shafar 1445 H atau 5 September 2023 M, apel pagi di pimpin oleh Ustadz Ketut dan Ustadz Nurchalish. Adapun pemberi nasihat disampaikan oleh Ustadz Porwanto, diantara nasihat beliau kepada para santri MSU putra adalah :

 

1. Belajar dengan baik dan semangat.
2. Menjaga lisan dengan cara :

  • Tidak berkata kotor kepada guru, teman dan orang lain
  • Tidak menghina guru, teman dan orang lain
  • Tidak menjelek-jelekkan atau mengejek guru, teman dan orang lain
  • Tidak boleh menjuluki dengan julukan yang jelek untuk guru, teman dan orang lain

3. Tidak boleh meminta-minta uang ke teman lain (pemalakan).
4. Ketika belajar (terutama di halaqoh), para santri harus memperhatikan ustadz yg sedang mengajar dan tdk boleh rame, bermain atau keluar tanpa alasan yang dibenarkan.
5. Tidak boleh melakukan hutang-piutang dan hendaknya mencukupi dengan uang saku orang tuanya.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

 

أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

 

“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab: “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.” Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman.

  • Ia pernah mencela saudaranya,
  • Menuduh tanpa bukti (memfitnah),
  • Memakan harta orang (tanpa hak),
  • Menumpahkan darah orang (membunuh),
  • Memukul orang lain (tanpa hak).

Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah kebaikannya kepada orang-orang itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim 6522)

 

 

 

(Tim Medsos MSU Al-Ukhuwah Sukoharjo)

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *