RANGKUMAN BAB 6 – PERJANJIAN HUDAIBIYAH
A. Mimpi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bermimpi bahwa beliau bersama sahabat memasuki Masjidil Haram, melaksanakan Thawaf dan Umrah. Saat mimpi ini disampaikan kepada para sahabat, mereka sangat bahagia karena mereka telah enam tahun meninggalkan Makkah, tentunya rindu pada Ka’bah sudah lama terpendam.
B. Kaum Muslimin berangkat menuju Makkah
Pada bulan Dzulqo’dah tahun 6 H, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat dari Madinah dengan ditemani 1400 kaum Muslimin dan membawa hewan-hewan untuk qurban. Mereka keluar tanpa membawa perlengkapan perang kecuali hanya senjata yang biasa dibawa seorang musafir, sampailah mereka di daerah yang bernama Hudaibiyah.
C. Pasukan Quraisy menghadang
Mendengar berita keberangkatan kaum Muslimin ke Masjidil Haram, maka pasukan Quraisy sepakat menghadang mereka. Dikirimlah 200 pasukan kuda yang di pinmpin oleh Khalid bin Walid.
D. Utusan kaum Muslimin kepada Quraisy
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Utsman bin Affan rodhiyallahu ‘anhu untuk menegaskan kepada pihak Quraisy bahwa kedatangan mereka untuk Umrah bukan perang. Alhasil, Utsman di tawan dalam rentang waktu yang lama dan tersebarlah isu bahwa beliau terbunuh.
E. Baiat Ridwan
Mendengar kabar itu, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan sahabat untuk tetap di tempat dan tidak pergi sampai memerangi Quraisy. Lalu beliau mengadakan baiat di bawah sebuah pohon untuk siap mati dan tidak melarikan diri. Baiat ini kemudian dikenal dengan Baiat Ridwan. Allah berfirman tentang mereka :
لَّقَدْ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنِ ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ ٱلشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِى قُلُوبِهِمْ فَأَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَٰبَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا
” Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat ; waktunya”. (Al-Fath : 18)
F. Isis perjanjian Hudaibiyah rodhiyallahu ‘anhum
Mengetahui keadaan semakin genting, Quraisy mengutus Suhail bin Amr untuk mengadakan perjanjian damai dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan isinya adalah :
- Kaum Muslimin harus kembali ke Madinah tahun ini, dan diperbolehkan datang ke Makkah pada tahun yang akan datang.
- Genjatan senjata antara kedua belah pihak selama 10 tahun.
- Siapa pun boleh memilih untuk bergabung dengan salah satu dari kedua belah pihak.
- Siapa pun yang mendatangi Muhammad maka harus dikembalikan kepada pihak Quraisy. Dan sebaliknya, jika ada orang murtad dari pihak Muhammad mendatangi Quraisy, maka tidak boleh dikembalikan.
G. Pandangan para sahabat
Kesedihan menyelimuti para sahabat. Mereka datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan menampakkan ketidakrelaan mereka dari perjanjian itu, alasannya :
- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah memberitahukan bahwa mereka akan Thawaf dan Umrah, tapi nyatanya mereka harus kembali.
- Perjanjian itu merugikan pihak kaum Muslimin.
Namun di kemudian hari perjanjian itu memberikan kebaikan kepada pihak kaum Muslimin.
H. Dampak positif perjanjian Hudaibiyah
- Memberikan kesempatan kepada kaum Muslimin untuk menyebarkan Islam tanpa adanya rasa takut.
- Diadakannya perjanjian Hudaibiyah membuat orang-orang banyak yang masuk Islam, tadinya sembunyi-sembunyi muali berani menampakkan Islam.
- Perjanjian Hudaibiyah merupakan pembukaan awal sebelum datangnya Fathu Makkah.
I. Tokoh Kafir Quraisy masuk Islam
Pada tahun 7 H, satu tahun setelah perjanjian Hudaibiyah, ada beberapa tokoh Kafir Quraisy yang masuk Islam, semisal :
- Amr bin Ash rodhiyallahu ‘anhu
- Khalid bin Walid rodhiyallahu ‘anhu
- Utsman bin Thalhah rodhiyallahu ‘anhu
Ditulis oleh : Ustadz Ahmad Imron bin Muhadi Al Fanghony Hafidzahumallah ta’ala
Rujukan : “Buku Mapel Sejarah Islam Kelas V MSU Al Ukhuwah Sukoharjo”