RINGKASAN MATERI KAJIAN SABTU SIANG BAGI ASATIDZAH

DI PONPES AL UKHUWAH SUKOHARJO

 

Bersama : Syaikh Dr. Abu Ishaq Ammar Al Jazairy hafidzohullahu ta’ala.
Tema : “Pena Dengan Harga 1 Dinar”.

 

 

A. Sedikit tentang beliau
Beliau pernah tinggal dan menimba ilmu di kota Madinah selama 33 tahun kurang lebihnya. Dan Diantara guru-guru beliau adalah :

  • Syaikh Aman Al-Jami
  • Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad
  • Syaikh Ali Adam Al-Itsyubi
  • Syaikh Al-Kuni
  • Syaikh Abu Bakr Jabir Al-Jazair
  • Syaikh Ubaid Al-Jabiri
  • Syaikh Abdurrahman Al-Sjlan
  • Syaikh Al-Ghunaiman
  • Syaikh Muhammad Jamil Zainu
  • Syaikh Muhammad Mukhtar As-sinqithi
  • Syaikh Hamud Al-Waili
  • Syaikh Muhammad Athiyyah Salim
  • Syaikh Rabi’ Al-Madkholi

Sekarang beliau tinggal di Al-Wildan Tangerang.

 

 

B. Materi Kajian

1. Sesungguhnya Allah telah melihat kebaikan-kebaikan pada diri para santri. Karena mereka datang ke pondok untuk mempelajari ilmu agama. Allah berfirman :

إِن يَعْلَمِ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ خَيْرًا يُؤْتِكُمْ خَيْرًا مِّمَّا أُخِذَ مِنكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“… Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu”. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Anfal : 70)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ

“Barangsiapa yang diinginkan kebaikan oleh Allah, maka Allah akan faqihkan ia dalam agama”. ([HR Bukhori 71 dan Muslim 1037)

2. Para penuntut ilmu telah meraih sebuah kebaikan dan kedudukan yang mulia dengan mereka mempelajari ilmu agama, dimana kedudukan ini telah di dapatkan para salaf dalam keadaan umur mereka yang masih muda.

3. Dahulu para salaf menuntut ilmu sejak usia muda bahkan usia kecil. Diantara adab mereka dlm menuntut ilmu adalah mendengarkan dgn baik, memperhatikan dan fokus apabila mereka mendengarkan ilmu yg disampaikan.

4. Maksud dan tujuan dari menuntut ilmu adalah mengamalkan dan mempraktekkannya.

5. Para ulama berselisih pendapat terkait apakah riwayat anak kecil bisa diterima?? Ada yang berpendapat diterima jika usianya 10 tahun ke atas bahkan ada yang berpendapat dibawah 10 tahun juga bisa diterima.

6. Waktu adalah salah satu pondasi dalam menuntut ilmu.

7. Kisah para salaf menuntut ilmu di usia muda :

A. Kisah Amr bin Salamah
Anak kecil dari pelosok desa Madinah yang sangat semangat dalam menuntut ilmu di usia yang masih kecil.

Kebiasaan anak desa disana kalau melihat rombongan dagang yang lewat maka mereka akan bertanya tentang barang dagangannya. Namun berbeda dengan Amr bin Salamah dia akan bertanya tentang ayat-ayat yang turun kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sehingga dia-pun hafal beberapa ayat dengan kebiasaan itu.

Ketika Nabi telah menetap di Madinah, kampung-kampung di sana sudah boleh untuk menegakkan sholat tanpa harus ke masjid Nabi di kota. Dan saat itu Amr adalah anak yang paling banyak hafalan Al-Qur’annya dan dipilih sebagai imam oleh masyarakat kampungnya padahal umurnya saat itu baru 6 atau 7 tahun.

Beliau menceritakan kisah saat mengimani sholat : “… Lalu mereka menunjukku sebagai Imam hingga aku mengimami mereka hanya dengan memakai kain burdah kecil. Ketika aku sujud, auratku akan tersingkap dan terlihat. Seorang wanita bertanya: “Mengapa kalian tidak tutupi aurat Imam kalian dari kami?’ Maka mereka pun membeli baju gamis untukku. Sungguh tidak ada kegembiraan yang melebihi kegembiraanku pada saat itu karena mendapat hadiah gamis tersebut.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan An-Nasa’i)

B. Kisah “Pena 1 Dinar”
Berkata Imam Adz-dzahabi : “Ada seorang pemuda yang datang ke majlis hadits dan sang guru saat itu dikerumuni banyak murid-muridnya yang mencatat ilmu atau hadits. Kemudian sang pemuda ini patah penanya ketika menulis. Jika dia pulang mengambil pena lagi maka akan kehabisan waktu dan ketinggalan pelajaran demikian juga jika sambil memperbaikinya. Maka dia-pun berkata : “Siapa yang mau menjual pena dengan harga 1 Dinar?”. Padahal saat ini Dinar adalah kepingan uang emas yang bisa dibelikan perpustakaan atau yang lainnya. Namun sang pemuda memilih beli pena dengan 1 Dinar agar tidak tertinggal pelajaran. Karena jika tertinggal dan meniru temannya nanti setelah pelajaran maka derajatnya hadits akan rendah. Ini menunjukkan semangat pemuda ini dalam menuntut ilmu.

C. Kisah “10 cambuk diganti 10 hadits”
Di majlis Imam Malik ada seorang penuntut ilmu yang miskin yang dihukum oleh penjaga majlis Imam Malik karena dianggap berbuat salah. Maka sang murid inipun dicambuk sebanyak 10 kali dan menangis. Setelah majlis selesai maka dia mendatangi Imam Malik dan mengadukan kejadian itu dan dia mengaku dirinya tidak salah. Lalu Imam Malik membenarkan sang murid dan bertanya : “Berapa kali kamu dicambuk? Sang murid menjawab : “10 kali”. Lalu Imam Malik berkata : “Kalau begitu cambukan 10x yang kamu terima aku ganti dengan 10 hadits”. Maka sang murid akhirnya berhenti menangis dan senang serta gembira karena mendapatkan hadits langsung dari sang guru Imam Malik. Bahkan sang murid meminta agar di cambuk lagi dengan balasan diganti dengan hadits. Imam Malik tertawa mendengar itu lalu berkata : “Tidak pantas memukul seseorang jika memang tidak salah”.

 

Diringkas oleh : Ahmad Imron Al Fanghony :: Masjid Jami’ Ibnu Utsaimin Ponpes Al Ukhuwah Sukoharjo :: Sabtu, 11 Muharram 1445 H / 29 Juli 2023 M.

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *