HADITS-HADITS TENTANG RAMADHAN DAN PUASA

SUNNAH MENYEGERAKAN BERBUKA

 

HADITS UMAR BIN AL-KHATHTHAB :

 

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ وَأَدْبَرَ النَّهَارُ، وَغَابَتِ الشَّمْسُ فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ

 

Dari Umar rodhiyallohu ‘anhu, dia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika malam telah datang, siang telah berlalu, dan matahari telah tenggelam, maka orang yang berpuasa hendaklah berbuka”. (HR. Bukhari, no. 1954; Muslim, no. 1100; dan ini lafazhnya)

 

FAWAID HADITS :

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits ini, antara lain:

  • 1- Puasa Romadhon memiliki 2 rukun: 1) Menetapkan niat puasa di malam hari. 2) Imsak, yaitu menahan diri dari semua pembatal puasa.
  • 2- Imsak secara bahasa artinya menahan diri. Maksudnya adalah menahan diri dari semua pembatal puasa, mulai terbit fajar shodiq (waktu adzan subuh), sampai matahari tenggelam (waktu adzan maghrib).
  • 3- Agama Islam adalah agama yang sempurna. Semua perkara ibadah yang dibutuhkan umat sudah dijelaskan. Termasuk masalah mengawali dan mengakhiri puasa romadhon; waktu sahur dan berbuka; dll.
  • 4- Dianjurkan menyegerakan berbuka puasa jika sudah masuk waktunya. Yaitu ketika melihat matahari sudah tenggelam. Walaupun jadwal sholat maghrib belum masuk, atau belum terdengar adzan maghrib. Adakah orang sekarang yang mengamalkan sunnah Nabi ini?
  • 5- Ketika tidak melihat langsung matahari tenggelam atau ketika mendung, bisa menanti adzan atau melihat jadwal sholat maghrib.
  • 6- Selain menyegerakan berbuka puasa, juga dianjurkan menyegerakan sholat maghrib. Maka bisa berbuka dengan kurma, air, atau buah, kemudian sholat maghrib. Jika ingin makan besar bisa setelah maghrib atau tarowih. Wallohu a’lam.
  • 7- Wajib memahami Al-Qur’an dan hadits sesuai dengan makna bahasa arab. Bukan makna bahasa lainnya. Contoh: Lail (malam) dalam bahasa arab, mulai dengan tenggelam matahari, dan berakhir ketika terbit fajar shodiq. Jangan memahami dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa, bahwa malam itu jika sudah gelap gulita, atau bahkan ketika bintang-bintang sudah terbit, karena ketika matahari sudah tenggelam, namun belum gelap disebut sore. Wallohu a’lam.
  • 8- Puasa di dalam agama Islam tidak membahayakan jiwa, bahkan menyehatkan. Karena hanya siang hari saja.  Islam tidak mengajarkan puasa siang dan malam, atau berpuasa beberapa hari tanpa berbuka, sebagaimana pada sebagian agama lain.

 

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.

 

Ditulis oleh Ustadz Muslim Atsari hafidhzahullahu ta’ala
Sragen, Ahad bakda zhuhur, 10-Romadhon-1441 H / 3-Mei-2020 M
Dibaca ulang dan diberi tambahan di : Sragen, Dhuha, Ahad, 11-Romadhon-1444 H / 2-April-2023 M.

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *