HADITS-HADITS TENTANG RAMADHAN DAN PUASA

NIAT PUASA RAMADHAN DI MALAM HARI

 

HADITS HAFSHAH BINTU UMAR :

 

عَنْ حَفْصَةَ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ «مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الفَجْرِ، فَلَا صِيَامَ لَهُ

 

Dari Hafshoh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Barangsiapa yang tidak menetapkan niat puasa sebelum fajar maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Tirmidzi, no. 730; Abu Dawud, no. 2454; Nasai, no. 2333; dll. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Di dalam riwayat lain dengan lafazh:

 

“مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ، فَلَا صِيَامَ لَهُ”

 

“Barangsiapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar maka tidak ada puasa baginya.”
(HR. Nasai, no. 2331, 2332, 2334. Dishohihkan oleh syaikh Al-Albani)

 

HADITS IBNU UMAR MAUQUF :

 

عَنْ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ “لَا يَصُومُ إِلَّا مَنْ أَجْمَعَ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ

Dari Ibnu Umar, bahwa dia berkata: “Tidak berpuasa kecuali orang yang berniat puasa sebelum fajar.”
(HR. Nasai, no. 2343. Dishohihkan oleh syaikh Al-Albani)

 

FAWAID HADITS :

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits-hadits ini, antara lain:

  • 1- Puasa Romadhon memiliki dua rukun: (a) Menetapkan niat puasa di malam hari, (b) imsaak (menahan diri) dari semua pembatal puasa mulai terbit fajar shodiq sampai tenggelam matahari.
  • 2- Niat adalah tujuan atau kehendak di dalam hati. Niat dalam pembicaraan ulama memiliki dua makna:

Pertama: Memisahkan sebagian ibadah dengan ibadah yang lain.
Seperti: memisahkan sholat zhuhur dengan ashar, memisahkan puasa romadhon dengan puasa lainnya.

Atau memisahkan ibadah dengan ‘adah.
Seperti: memisahkan mandi janabat dengan mandi untuk kebersihan.
Ini adalah makna niat yang banyak ditemui di dalam perkataan fuqoha (ahli hukum Islam).

Kedua: memisahkan tujuan amal, apakah tujuannya Alloh semata, atau Alloh dan yang lainnya.
Ini adalah makna niat yang banyak dibicarakan oleh para Salaf zaman dahulu.
(Diringkas dari kitab Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1/65-66, karya imam Ibnu Rojab Al-Hanbali)

  • 3- Puasa adalah ibadah, maka harus niat ikhlas untuk Allah semata.
  • 4- Untuk melakukan puasa wajib, seperti romadhon, harus ada niat di setiap malam.
  • 5- Puasa sunnah boleh berniat di pagi hari sebelum makan atau minum, sebagaimana pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  • 6- Niat itu letaknya di dalam hati, tidak diucapkan dengan lidah, sebab hal ini tidak dituntunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Imam An-Nawawi rahimahullah –seorang ulama besar Syafi’iyah- mengatakan:

 

لَا يَصِحُّ الصَّوْمُ إِلَّا بِالنِّيَّةِ، وَمَحَلُّهَا الْقَلْبُ. وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلَا خِلَافٍ

 

“Puasa tidak sah kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan. Masalah ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama”. (Roudhotut Tholibin wa ‘Umdatul Muttaqin, 2/350)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama besar Hanabilah mengatakan:

 

وَالنِّيَّةُ مَحَلُّهَا الْقَلْبُ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ؛ فَإِنْ نَوَى بِقَلْبِهِ وَلَمْ يَتَكَلَّمْ بِلِسَانِهِ أَجْزَأَتْهُ النِّيَّةُ بِاتِّفَاقِهِمْ

 

“Niat itu letaknya di hati berdasarkan kesepakatan ulama. Jika seseorang berniat di hatinya tanpa ia lafazhkan dengan lisannya, maka niatnya sudah dianggap sah berdasarkan kesepakatan para ulama.” (Majmu’ Fatawa, 18/262)

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.

 

Ditulis oleh Ustadz Muslim Atsari hafidzhahullahu ta’ala
Sragen, Ahad bakda zhuhur, 10-Romadhon-1441 H / 3-Mei-2020 M

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *