RINGKASAN KAJIAN DAN SARASEHAN KHUSUS ASATIDZAH PONPES AL-UKHUWAH SUKOHARJO
Materi : Keutamaan Berdakwah dan Mengajar.
Pemateri : Al-Ustadz Firanda Andirja, Lc., MA., hafidzahullahu ta’ala.
A. Materi
1. Alhamdulillah kita dipilih oleh Allah berada pada posisinya para da’i, para eksekutor di lapangan, orang yang terjun langsung di Medan dakwah. Sekalian dibelakang kita ada orang-orang yang membantu dan terlibat, seperti para donatur dan lainnya.
2. Dakwah adalah amalan terbaik. Oleh karenanya amalan ini diberikan kepada orang-orang terbaik dan terpilih. Seperti para Nabi dan lainnya. Allah berfirman :
رُسُلًا مُّبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّٰهِ حُجَّةٌ ۢ بَعْدَ الرُّسُلِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا
“(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (An-Nisa’ : 165)
3. Dakwah menjadi amalan terbaik jika dibarengi dengan keikhlasan.
4. Hendaknya dakwah orientasinya adalah balasan Akhirat dan bukan Dunia semata. Karena dakwah terkadang ditunggangi dengan urusan dan orientasi Dunia.
قُلْ مَا سَأَلْتُكُم مِّنْ أَجْرٍ فَهُوَ لَكُمْ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ
“Katakanlah: “Upah apapun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu. Upahku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Saba : 47)
5. Dakwah adalah jalan terbaik dan tidak ada yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang berdakwah. Allah berfirman :
وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَآ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”.” (Fushshilat : 33)
6. Hendaknya orang yang berdakwah bisa memikirkan ekonomi akhiratnya bukan semata memikirkan ekonomi dan urusan Dunia-nya. Dia harus berfikir, apakah dakwahnya ini bermanfaat baginya saat di Akhirat atau sebaliknya.
7. Hendaknya para pendakwah mengajarkan kepada para audiens-nya terkait dengan keikhlasan.
8. Hendaknya para pendakwah tidak melupakan perkara-perkara sunnah. Baik sunnah-sunnah saat dalam keluarga, sunnah-sunnah bersama tetangga, sunnah-sunnah dalam mengajar dan lainnya. Karena bisa saja ahli bid’ah yang terjerumus pada sebagian bid’ah tapi kokoh disebagian sunnah lebih baik dibandingkan ahlis sunnah yang tidak kokoh disebagian sunnah.
B. Tanya jawab
Pertanyaan pertama :
Apa barometer dakwah itu sukses?? Apakah karena bangunan yang kokoh atau jumlah pengikut yang banyak??
Jawaban:
Mencari dan memperbanyak audiens atau pengikut adalah perkara yang dituntut. Semakin banyak pengikut maka semakin baik. Diantara penguatnya adalah :
– Para Nabi terus menerus berdakwah adalah agar mereka mendapatkan pengikut (orang-orang yang mau menerima dakwah).
– Menangisnya Nabi Musa saat bertemu Nabi Muhammad di peristiwa Isra’ dan Mi’raj karena beliau diutus duluan akan tetapi kalah dalam jumlah pengikut.
– Kalau satu orang mendapatkan hidayah lebih baik dari onta merah (onta/kendaraan termahal saat itu), maka semakin banyak orang mengenal sunnah tentu semakin baik.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَوَاللَّهِ لأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
“Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun itu semua harus dibarengi dengan keikhlasan bukan semata-mata memiliki pengikut yang banyak, tooh itu bukan jaminan selamatnya sang da’i.
Pertanyaan kedua :
Apakah seorang pendakwah harus menyampaikan juga dalam dakwahnya perkara-perkara yang diperselisihkan oleh para ulama??
Jawaban :
Jika permasalahan itu telah menyebar perbedaan pendapat di dalamnya dikalangan umum, maka sampaikan perselisihan itu dan sampaikan juga pendapat yang terkuat. Namun jika permasalahan itu belum menyebar perselisihannya, maka tidak perlu disampaikan perselisihannya, cukup pendapat yang terkuat saja.
Pertanyaan ketiga :
Dengan cara apakah agar para pendakwah itu bisa terus menjaga keikhlasan?
Jawaban :
Dengan cara mengingat kematian. Dengan memikirkan jika dia mati apakah dakwahnya itu berpahala atau tidak dan seterusnya.
Pertanyaan keempat :
Apakah seorang pendakwah yang semangat saat banyak yang hadir, amplop isinya banyak, followers channel YouTube banyak tapi loyo saat kebalikannya itu tanda bermasalahnya niat ikhlasnya??
Jawaban :
Ya. Itu berarti bermasalah niat ikhlasnya. Bukan berarti tidak ikhlas sama sekali, itu manusiawi akan tetapi mengurangi nilai keikhlasannya, sehingga bisa saja pada level paling bawah. Maka para pendakwah hendaknya selalu menjaga keikhlasannya dalam setiap dakwahnya.
- Ruang aula Ponpes Al-Ukhuwah :: Jum’at, 10 Rajab 1446 H / 10 Januari 2026 M
- Di ringkas oleh Ahmad Imron bin Muhadi Al Fanghony, hafidzahullahu ta’ala