RINGKASAN KAJIAN MALAM KAMIS MASJID BAITUS SALAM GENTAN
KITAB RIYADHUS SHALIHIN BAB QONA’AH
Pemateri Al-Ustadz Ahmad Wahyudi, Lc., hafidzahullahu ta’ala
A. Hadits 525 :
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَان عَنْ ظَهْرِ غَنيٍّ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَهَذَا لَفْظُ اْلبُخَارِيُّ، وَلَفْظُ مُسْلِمٍ أَخْصَرُ
Dari Hakim bin Hizam radhiyallahu anhu dia berkata, bahawa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Mulailah (dalam bersedekah) dari orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-baik sedekah adalah ketika masih kaya. Barangsiapa menjaga harga dirinya, maka Allah pun akan menjaganya, dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup, maka Allah akan mencukupinya.” (Shahih Al-Bukhari no. 1427. Muslim no. 1034)
Faidah :
- 1. Perintah untuk saling berbagi, memberi untuk dakwah fisabilillah, tanpa mengungkit ungkit dan menyakiti hati penerimanya.
- 2. Dan wajibnya memberi kepada orang yang dalam tanggungan kita. Prasangka kebanyakan orang bahwa memberi nafkah keluarga itu bukan termasuk sedekah, namun yang benar nafkah keluarga adalah sedekah yang paling baik.
- 3. Bersedekah dengan kelebihan harta kita, tidak harus menunggu kaya. Meski hanya sedikit dan tidak seberapa.
- 4. Barangsiapa yang menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya,
- 6. Barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan mencukupinya.
- 7. Boleh menerima tanpa meminta.
- 8. Usahakan tidak meminta minta kecuali dalam kondisi darurat.
B. Hadits 526 :
وَعَنْ سُفْيَانَ بْنِ صَخْرِ بْنِ حَرْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ « لَا تُلْحِفُوا فِي الْمَسْالَةِ، فَوَاللهِ لَا يَسْالُنِي أَحَدٌ مِنْكُمْ شَيْئًا، فَتُخْرِ جُ لَهُ مَسْأَلَتُهُ مِنَي شَيْئًا وَأَنَا لَهُ كَارِهٌ، فَيُبَا رَكَ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتُهُ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Abdir Rahman Mu’awiyah bin Abu Sufyan yaitu Sufyan bin Shakhr bin Harb radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Janganlah kamu semua memaksa dalam meminta sesuatu. Demi Allah, tidaklah seorang dari kamu semua itu meminta kepadaku kemudian kerana permintaannya itu membuat ku mengeluarkan sesuatu pemberian kepadanya sedangkan aku tidak senang dengan cara memintanya (terpaksa ) sehingga lmdiberkahi untuknya dalam hal yang aku berikan.” (Shahih Muslim no. 1038)
C. Hadits 527 :
وَعَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ اْلأَشْجَعِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِسْعَةً أَوْ ثَمَانِيَةً أَوْ سَبْعَةً، فَقَالَ : أَلاَ تُبَايِعُوْنَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكُنَّا حَدِيْثي عَهْدٍ بِبيْعَةٍ، فَقُلْنَا: قَدْ بَايَعْنَاكَ يَا رَسُولَ اللهِ، ثُمَّ قَالَ : « أَلَا تُبَايِعُوْنَ رَسُوْلَ اللهِ؟ » فَبَسَطٍنَا أَيْدِيْنَا وَقُلْنَا قَدْ بَايَعْنَاكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَعَلاَمَ نَبَايِعُكَ؟ قَالَ : « عَلَى أَنْ تَعْبُدُوْا اللهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَالصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ وَتِطِيْعُوْا » وَأَسَرَّ كَلمَةً خَفِيَّةً: « وَلاَ تَسْأَلُوْا النَّاسَ شَيْئًا. » فَلَقَدْ رَأَيْتُ بَعْضَ أُولِئِكَ النَّفَرِ يَسْقُطُ سَوْطُ أَحَدِهِمْ فَمَا يَسْأَلُ أَحَدًا يُنَاوِلُهُ إِيَّاهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Daripada Abu Abdurrahman Auf bin Malik Al-Asyja’i radhiyallahu anhu dia berkata, “Tatkala kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dimana ketika itu kami berjumlah sembilan atau delapan atau tujuh orang, maka baginda bersabda, “Tidakkah kalian mau berbai’at kepada Rasulullah?” Saat itu kami baru masuk Islam. Kami pun menjawab, “Kami telah berbai’at kepada engkau wahai Rasulullah.” Lalu baginda bersabda lagi, “Tidakkah kalian mau berbai’at kepada Rasulullah?” Maka kami segera mengulurkan tangan sambil berkata, “Kami telah berbai’at kepada engkau wahai Rasulullah, maka atas dasar apakah kami berbai’at lagi?” Beliau menjawab, “Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, shalat lima waktu dan taat (kepada Allah dan Rasul-Nya).” Kemudian beliau merendahkan suara sambil bersabda, “Dan jangan meminta-minta sesuatu apa pun kepada orang.” Sungguh aku telah melihat salah seorang dari mereka, tatkala cambuknya terjatuh dia tidak meminta orang lain untuk mengambilkannya.” (Shahih Muslim no. 1043)
1. Perintah untuk taat kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam
2. Anjuran untuk hidup mulia
3. Menjadi muslim yang mandiri tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain
D. Hadits 528 :
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « لَا تَزَالُ الْمَسْأَلَةُ بِأَحَدِكُمْ حَتَّى يَلْقِىَ اللهَ تَعَالَى وَلَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ. » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang yang terbiasa meminta-minta nanti akan menemui Allah dengan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya.” (Shahih Al-Bukhari no. 1474. Muslim no. 1040)
Faidah :
- 1. Ancaman keras kepada orang yang senang meminta minta.
- 2. Tidak boleh meminta sesuatu kecuali karena darurat.
- 3. Terlebih meminta bukan karena kebutuhan, tapi hanya sekedar untuk bersaing dengan tetangga atau orang lain.
E. Hadits 529 :
وَعَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ، وَذَكَرَ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنِ الْمَسْأَلَةِ: « اْليَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلى » وَاْليَدُ اْلعُلْيَا هِيَ الْمُنْفِقةُ، وَالسُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu dia berkata, “Bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di atas mimbar dan menyebut tentang sedekah, lalu beliau bersabda : “Tangan yang di atas lebih mulia daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas ialah tangan yang sedekah, sedangkan tangan yang di bawah ialah tangan yang meminta.” (Shahih Bukhari no. 1429. Muslim no. 1033)
F. Hadits 530 :
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « مَنْ سَأَلَ النَّاسَ تَكَثُّرًا فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا، فَلْيَسْتَقِلَّ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa meminta-minta kepada orang lain untuk memperbanyakkan hartanya, maka sesungguhnya dia meminta bara api, maka terserahlah kepadanya silakan menyedikitkan atau memperbanyaknya siksaan.” (Shahih Muslim no. 1041)
Faidah :
1. Peringatan dari adzab bagi yang senang meminta minta tanpa keperluan darurat
2. Seorang hamba diberi pilihan, dengan berbagai konsekwensinya.
- Diringkas oleh Al-Akh SMS (Samidi Muslim Steel)
- Masjid Baitussalam, Gentan, Rabu, 4 September 2024 / 30 Safar 1446 H
- Tim Medsos MSU (PKPPS Tingkat Ula Al Ukhuwah Sukoharjo)
Maa syaa Alloh Barokallohu fiikum