PENYAKIT UMAT UMAT DAHULU AKAN MENIMPA UMAT ISLAM

 

HADITS ABU HUROIROH

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «سَيُصِيبُ أُمَّتِي دَاءُ الْأُمَمِ» فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا دَاءُ الْأُمَمِ؟ قَالَ: الْأَشَرُ وَالْبَطَرُ وَالتَّكَاثُرُ وَالتَّنَاجُشُ فِي الدُّنْيَا وَالتَّبَاغُضُ وَالتَّحَاسُدُ حَتَّى يَكُونَ الْبَغْيُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Umat-ku akan ditimpa penyakit umat-umat (dahulu).”
Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah penyakit umat-umat (dahulu) itu?.” Beliau bersabda:
• “Al-asyar (kufur nikmat),
• Al-bathor (melanggar batas dan bersombong),
• At-takaatsur (berbangga dengan banyaknya harta),
• At-tanaajusy (berkhianat/menawar dagangan dengan harga tinggi bukan untuk membeli) di dunia,
• At-tabaaghugh (saling membenci),
• At-tahaasud (saling iri hati),
sehingga terjadi al-baghyu (mengganggu dan melanggar hak orang lain).”
(HR.Al-Hakim, no. 7311, dan dia berkata: “Ini hadits yang isnadnya shohih, tetapi keduanya (imam Bukhori dan Muslim) tidak meriwayatannya”.
Imam Adz-Dzahabi berkata: “Shohih”.
Syaikh Al-Albani menghasankannya di dalam Shohih al-Jami’, no. 3658 dan Silsilah Ash-Shohihah, no. 680)

 

HADITS AZ-ZUBAIR BIN AL-‘AWWAM

عَنْ الزُّبَيْرِ بْنِ العَوَّامِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الأُمَمِ قَبْلَكُمْ: الحَسَدُ وَالبَغْضَاءُ، هِيَ الحَالِقَةُ، لَا أَقُولُ تَحْلِقُ الشَّعَرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّينَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَفَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِمَا يُثَبِّتُ ذَلِكَ لَكُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

Dari Az-Zubair bin Al-‘Awwam, bahwa Nabi sholallahu ‘alaihi wasallama bersabda: “Penyakit umat-umat sebelum kamu telah merayap kepada kalian: hasad (iri di dalam hati) dan kebencian (di dalam lahiriyah). Kebencian itu alat pencukur, aku tidak mengatakan mencukur rambut, tetapi mencukur agama! Demi Dia (Alloh) Yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Tidakkah aku beritahukan kepada kalian, sesuatu yang akan memantapkan kecintaan untuk kalian? Sebarkan salam di antara kalian.”
(HR. Tirmidzi, no. 2510; Ahmad, no. 1412, 1430. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata: “Isnadnya dho’if”. Sanad hadits ini sesungguhnya lemah, sebab perowi Maula Ibnu Zubair tidak dikenal, tetapi dikuatkan oleh hadits Abu Huroiroh. Syaikh Al-Albani menghasankannya di dalam Shohih Sunan Tirmidzi. Syaikh Al-Albani berkata: “Itu hadits hasan dengan dikumpulkan dua jalurnya dari Zubair dan Abu Huroiroh”. Silsilah Adh-Dho’ifah, 1/29)

 

PENJELASAN:

Syaikh Abdur Rouf Al-Munawiy rohimahulloh (wafat th. 1031 H) berkata: “Al-asyar yaitu kufur nikmat,  Al-bathor yaitu melanggar batas di saat mendapatkan nikmat, sangat sombong dan berbangga, dan di saat mendapatkan kekayaan dalam jangka yang lama.  At-takaatsur (berbangga dengan banyaknya harta) dan terus mengumpulkan harta, At-tasyaahun yaitu saling bermusuhan, saling dendam, At-tabaaghugh (saling membenci) di dunia, At-tahaasud (saling iri hati), yaitu mengharapkan hilangnya nikmat orang lain, sehingga terjadi al-baghyu yaitu melanggar hak orang lain. Ini adalah peringatan yang keras terhadap persaingan di dalam urusan dunia, karena itu adalah dasar kejahatan, akar dosa, dan asal mula godaan, dan dari situlah timbul kejahatan. Di dalam hadits terdapat tanda-tanda kenabian, karena merupakan informasi tentang sesuatu yang ghaib, yang kemudian telah terjadi”. (Faidhul Qodir, 4/125)

 

Perhatian:

Kemungkinan Syaikh Al-Munawi salah lihat, beliau menjelaskan makna At-tasyaahun yaitu saling bermusuhan, ini tidak disebutkan di dalam hadits.
Yang disebutkan adalah At-tanaajusy (saling berkhianat/menawar dagangan dengan harga tinggi bukan untuk membeli). Wallohu a’lam.

 

FAWAID HADITS:

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits-hadits ini, antara lain:

  • 1- Mengambil pelajaran dari umat-umat zaman dahulu, dan meninggalkan sifat-sifat buruk mereka.
  • 2- Berita Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam terhadap perkara yang akan datang, bahwa umat beliau akan ditimpa penyakit umat-umat zaman dahulu.
  • 3- Perhatian para sahabat terhadap penjelasan Nabi, sehingga mereka bertanya hal-hal yang belum jelas bagi mereka.
  • 4- Kewajiban meninggalkan penyakit-penyakit umat-umat dahulu, sebab itu akan membawa kebinasaan.
  • 5- Di antara penyakit umat-umat dahulu adalah Al-asyar (kufur nikmat).
  • 6- Di antara penyakit umat-umat dahulu adalah Al-bathor (melanggar batas dan bersombong).
  • 7- Di antara penyakit umat-umat dahulu adalah At-takaatsur (berbangga dengan banyaknya harta).
  • 8- Di antara penyakit umat-umat dahulu adalah At-tanaajusy (berkhianat/menawar dagangan dengan harga tinggi bukan untuk membeli).
  • 9- Di antara penyakit umat-umat dahulu adalah At-tabaaghugh (saling membenci).
  • 10- Kebencian karena dunia akan menghabiskan atau merusakkan agama. Sebagaimana pisau cukur yang menghabiskan rambut.
  • 11- Di antara penyakit umat-umat dahulu At-tahaasud (saling iri hati).
  • 12- Penyakit-penyakit umat-umat dahulu menyebabkan terjadinya al-baghyu (mengganggu dan melanggar hak orang lain).
  • 13- Nabi mendapatkan ilmu dari Alloh, beliau jujur dan amanah dalam menyampaikan, serta mampu memberikan penjelasan dengan gamblang.
  • 14- Membuat gambaran di dalam menjelaskan ilmu.
  • 15- Bersumpah dengan nama atau sifat Alloh untuk menguatkan perkataan.
  • 16- Syarat masuk surga adalah iman.
  • 17- Saling mencintai sesama orang beriman karena Alloh adalah konsekwensi iman.
  • 18- Menyebarkan salam di antara orang-orang beriman akan menyebabkan dan memantapkan kecintaan.
  • 19- Peringatan yang keras terhadap persaingan di dalam urusan dunia, karena itu adalah dasar kejahatan, akar dosa, dan asal mula godaan, dan dari situlah timbul kejahatan.
  • 20- Di dalam hadits terdapat tanda-tanda kenabian, karena merupakan berita tentang sesuatu yang akan terjadi, yang termasuk perkara ghaib, yang kemudian terjadi sebagaimana diberitakan.

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits-hadits yang agung ini. Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju sorga-Nya yang penuh kebaikan.

 

  • Ditulis oleh Al Ustadz Muslim Atsari hafidzahullahu ta’ala, Sragen, Dhuha Selasa, 9-Shofar-1446 H / 13-Agustus-2024
  • Tim Medsos MSU (PKPPS Tingkat Ula Al Ukhuwah Sukoharjo

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *