Di mana letak kebahagiaan dan bagaimana meraih kebahagiaan?
Ibrahim bin Adham berkata, “Kalau sekiranya para raja dan anak-anaknya mengetahui kenikmatan (kebahagiaan) yang kami rasakan, tentu mereka berusaha memerangi kami dengan pedang untuk memperolehnya.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Apa yang hendak dilakukan musuh-musuhku? Aku, surgaku dan tamanku di dadaku ke mana pun aku pergi, ia selalu bersamaku tanpa berpisah denganku. Pemenjaraanku adalah khalwat (menyendiri), pembunuhanku adalah syahid, dan pengusiranku dari negeriku adalah wisata. Orang yang dipenjara sesungguhnya adalah orang yang terhalang dari Rabbnya, sedangkan orang yang tertawan adalah orang yang ditawan hawa nafsunya.” (Mukadimah Ar Risalah At Tadammuriyyah hal. 4)
Ibnul Qayyim berkata, “Allah mengetahui bahwa saya sama sekali tidak pernah melihat seorang pun yang lebih baik kehidupannya dibandingkan beliau (Ibnu Taimiyah), meskipun beliau mengalami kesempitan, kesulitan, serta sangat jauh dari kemewahan dan berbagai kenikmatan dunia. Bahkan sebaliknya, beliau dipenjara, diancam, dan dianiaya. Walaupun demikian, beliau termasuk manusia yang paling baik kehidupannya, paling lapang dadanya, paling kuat hatinya, paling senang jiwanya, sampai-sampai kesenangan dan kenikmatan hidup tersebut memancar dari wajah beliau.” (Al Wabilush Shayyib 1/48)
Dengan demikian, kebahagiaan itu letaknya di hati; bukan pada harta, kedudukan, dan ketenaran. Karena jika kebahagiaan terletak pada harta, maka kasihan sekali mereka yang miskin. Jika kebahagiaan terletak pada kedudukan, maka kasihan sekali mereka yang tidak berkedudukan di masyarakat, dan jika kebahagiaan itu terletak pada ketenaran, maka kasihan sekalin mereka yang tidak terkenal. Alhamduulillah, Allah jadikan kebahagiaan terletak di hati, agar dapat dirasakan oleh semua kalangan, dan kebahagiaan di hati hanya bisa diraih dengan iman dan amal saleh. Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Terj. Qs. An Nahl: 97)
- Di tulis oleh Al Ustadz Marwan hadidi hafidzahullahu ta’ala
- Minnnatur Rahman Fii Tafsiril Qur’an Takmilan Li Kitab Hidayatil Insan biTafsiril Qur’an, tafsir surah An Nahl ayat 97 dan At Takwir ayat 20.
- Tim Medsos MSU (PKPPS Tingkat Ula Al Ukhuwah)