RINGKASAN KAJIAN BA’DA SUBUH DI PONPES AL UKHUWAH SUKOHARJO
Pemateri : Syaikh Isa Al Aufi, M.A. hafidzahullahu ta’ala (dari Madinah, KSA, alumni S2 fakultas Qodho’ Universitas Islam Madinah).
Penerjemah : Ustadz Aris Sugiyantoro hafidzahullahu ta’ala (Mudir ponpes Al Ukhuwah).
1. Kita bersyukur kepada Allah atas nikmat taufiq diatas Islam dan bersyukur menjadi seorang Muslim dan hendaknya kita berbangga dan berbahagia karena dijadikan sebagai seorang Muslim.
2. Kita juga bersyukur kepada Allah yang telah menjadikan kita sebagai seorang penuntut ilmu. Kita diberikan kemudahan untuk hal itu terutama menuntut ilmu syari’i (agama).
3. Wasiat penting bagi para penuntut ilmu :
A. Wasiat taqwa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللهَ
“Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah” (An-Nisa’ : 131)
B. Masa muda dan dewasa itu cepat berlalu.
Gunakan waktu muda itu dengan sebaik-baiknya jangan sampai hilang begitu saja. Waktu muda bisa saja digunakan untuk mengambil faidah (menuntut ilmu) namun juga bisa berlalu begitu saja (sia-sia).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
وَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
C. Mengikhlaskan niat.
Ikhlas adalah syarat diterimanya amal. Mencari ilmu hendaknya ikhlas karena Allah bukan hal yang lain. Selain mengikhlaskan niat, syarat diterimanya amal adalah mutaba’ah ; mengikuti contoh Nabi dalam segala bentuk ibadah.
D. Jangan malas.
Para penuntut ilmu tidak boleh malas. Kalau malas maka waktu akan berlalu begitu saja tanpa manfaat.
E. Jangan ujub.
Ujub dengan menuntut ilmu sehingga merasa paling berilmu, merasa paling baik amalnya dan sebagainya. Dalam hadits disebutkan,
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ « لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ » . قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لاَ ، وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ
Sesungguhnya Abu Hurairah berkata, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga.” “Engkau juga tidak wahai Rasulullah?”, tanya beberapa sahabat. Beliau menjawab, “Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah.” (HR. Bukhari no. 5673 dan Muslim no. 2816)
Jadi jangan ujub (berbangga diri) dengan amal, karena sejatinya amal tidak bisa memasukkan ke dalam Surga kecuali amal yang menyebabkan kita dirahmati Allah. Jika ujub maka hal itu merupakan perkara yang menjauhkan dari faidah ilmu.
F. Meminta bantuan dan bertawakal kepada Allah ta’ala.
Ketika menuntut ilmu hendaknya dibarengi dengan memperbanyak doa kepada Allah dan meminta bantuan kepadaNya agar bisa menulis, mencatat, menghafal dan mengingat. Setelah itu lalu bertawakal ; menyerahkan segala urusan kepada Allah ta’ala.
Penuntut ilmu hendaknya selalu memohon kepada Allah karena Allah itu Maha Dekat. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah : 186)
G. Selalu berdzikir.
Para penuntut ilmu hendaknya memperbanyak dzikir kepada Allah. Sebagaimana dahulu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullahu memiliki wirid (bagian dari dzikir yang rutin, seperti dzikir pagi dan sore). Ketika ditanya kenapa engkau lakukan ini?? Beliau menjawab : “Ini semua dapat menjadi bekal bagiku dan menyebabkanku lebih kuat dalam menuntut ilmu”.
Allah juga memerintahkan dan memuji orang-orang yang selalu berdzikir kepadaNya terus menerus (banyak). Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
“Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada pagi dan petang hari.” (Al-Ahzab : 41-42)
Allah juga berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً
“Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya.” (Al-Ahzab : 41).
Dan diantara keutamaan dzikir adalah lebih baik dari beberapa ibadah lainnya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمالِكُمْ ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ ، وَخَيرٍ لَكُمْ مِنْ إنْفَاقِ الذَّهَبِ والفِضَّةِ ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أعْنَاقَكُمْ ؟ قَالَوا : بَلَى ، قَالَ : ذِكْرُ الله تَعَالَى
“Mauhkah kuberitahukan kepada kalian amal yang paling baik dan paling suci menurut Rabb kalian, dan yang paling tinggi derajatnya untuk kalian, juga lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kalian lalu kalian menebas batang leher mereka dan mereka membalasnya?” Para sahabat berkata, “Tentu mau.” Beliau menjawab, “Dzikir mengingat Allah.” (HR. Tirmidzi)
Selain itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda :
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ الله وَالَّذِي لَا يَذْكُرُهُ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Perumpamaan orang yang berdzikir mengingat Allah dan orang yang tidak berdzikir seperti orang hidup dan orang mati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
H. Bersabar.
Ilmu itu perlu kesabaran dan tidak mungkin seseorang akan mendapatkan ilmu tanpa dengan kesabaran. Sabar di dalam menghafalnya, sabar dalam mendengarkannya dan dalam selainnya.
Saya sangat senang bertemu dengan para penuntut ilmu di ponpes Al Ukhuwah dan saya berharap agar kalian kelak menjadi orang-orang yang bermanfaat, orang-orang yang bisa memberikan andil yang banyak untuk Islam dan kaum Muslimin. Saya juga berterimakasih kepada Syaikh Usamah selaku sahabat saya dan juga saya berterimakasih kepada teman-teman disini sehingga saya memiliki kesempatan bisa berkunjung ke pondok serta bisa memberikan sedikit tausiyah. Dan semoga menjadi hal yang bermanfaat bagi kita semuanya.
(Diringkas oleh AIA :: Masjid Ibnu Utsaimin ponpes Al Ukhuwah, Sukoharjo :: Kamis, 8 Dzulqo’dah 1445 H / 15 Mei 2024 M)