AGAR LISAN TIDAK TERPELESET

(Muhasabah untuk Khatib dan Mubaligh)

Oleh: Fariq Gasim Anuz

🌱🌱🌱🌱

Para khatib dan mubaligh mungkin saja tergelincir saat berbicara. Di antara khatib ada yang bercanda tapi tidak terasa bahwa candaannya menjurus kepada memperolok – olok Sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam atau Syariat Islam lainnya.

Ada di antara khatib ketika mengkritik seseorang bercampur dengan mencela aib pribadi dan melakukan pembunuhan karakter. Ada di antara khatib dan mubaligh saat memberikan nasihat mengucapkan kata-kata yang merendahkan dan menghina orang yang dinasihatinya meskipun tidak ada penyebutan nama. Sikap arogan tersebut menimbulkan sakit hati dan apriori dari para pendengar padahal kita menginginkan mereka menerima nasihat kita.

🌱🌱🌱

Bagaimana agar kita selamat menjaga lisan saat berceramah?

Pertama, selalu ingat bahwa ucapan kita akan dicatat oleh malaikat.

Allah berfirman,

 

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

 

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”
(Surat Qaaf 18)

 

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَـٰفِظِينَ. كِرَامًۭا كَـٰتِبِينَ. يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ

 

“Padahal sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaan kalian), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaan kalian itu), mereka mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Surat Al Infithar 10-12)

Dengan demikian diharapkan kita lebih hati-hati dalam berbicara.

Kedua, ucapan lisan dapat menyebabkan seseorang masuk neraka jahannam.

 

عن أبي هريرة رضي الله عنه أَنَّهُ سَمِعَ النَّبيَّ -صلّى اللهُ عليه وسَلَّم يقول-: «إن العبد ليتكلم بالكلمة ما يتبين فيها يزلُّ بها إلى النار أبعدَ مما بين المشرق والمغرب»
 [متفق عليه]

 

Dari Abu Hurairah -raḍhiallāhu ‘anhu-, ia mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya), “Sesungguhnya seorang hamba benar-benar lepas berbicara dengan satu kalimat yang tidak ia sangka (baik atau buruknya), maka dia akan tergelincir ke dalam neraka yang lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat.” (Hadits Muttafaq ‘alaih)

Hikmah dari para ulama:

 

إن البلاء موكل بالمنطق

 

Innal Balaa’a Muwakkalun Bil Mantiq

“Sesungguhnya Musibah itu Terwakilkan dengan Apa yang Diucapkan.”

Berapa banyak orang yang tidak menjaga lisannya membuka aib pribadi saudaranya lalu dengan berjalannya waktu, dia sendiri terjerumus melakukan aib yang sama.

Semoga Allah menjaga lisan kita, mengaruniakan kepada kita rasa takut kepada azab Allah dan menyelamatkan kita dari azab neraka, aamiin.

Ketiga, mendapatkan bimbingan yang baik dari guru. Jika seseorang mendapatkan asuhan yang salah, didoktrin untuk memiliki sikap superioritas akibatnya tumbuh benih-benih kesombongan.

Dari Abdullah bin Mas’ûd, dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam , Beliau bersabda,

“Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya.”

Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya seseorang senang bajunya bagus, sandalnya bagus, (apakah itu kesombongan?”)

Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab,

“Sesungguhnya Allâh Maha Indah dan mencintai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. (HR. Muslim)

Keempat, banyak berdoa memohon ilmu yang bermanfaat dan memohon manfaat dari ilmu dengan mengamalkan ilmu yang bermanfaat tadi.

Kelima, banyak berdoa kepada Allah agar Allah menjaga lisan kita.

Tidak ada jaminan bagi siapa pun selamat dari lisannya. Kita makhluk yang lemah, sering khilaf dan lalai. Allah Maha Penjaga, Maha Penolong, kita sangat membutuhkan penjagaan dan pertolongan Allah.

Berikut ini beberapa doa yang bisa dibaca untuk menjaga lisan dari perkataan yang buruk:

 

اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِي، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِي، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِي، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِي، وَمِنْ شَرِّ منيي

 

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pendengaranku, penglihatanku, lisanku, qalbuku, dan maniku.”

 

اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ، وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ، وَأَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ حُسْنَ عِبَادَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا، وَأَسْأَلُكَ لِسَانًا صَادِقًا، وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الغيوب

 

“Ya Allah, aku minta kepada-Mu keteguhan dalam perkara dan tekad kuat di atas kebenaran, aku minta kepada-Mu (agar aku) mensyukuri nikmat-Mu dan baik dalam beribadah kepada-Mu, aku minta kepada-Mu hati yang selamat dan lisan yang jujur, aku minta kepada-Mu semua kebaikan yang Engkau ketahui dan aku berlindung kepada-Mu dari semua kejelekan yang engkau ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap dosa yang Engkau ketahui, sesungguhnya Engkau Maha mengetahui yang ghaib.”

 

رَبِّ أَعِنِّي وَلَا تُعِنْ عَلَيَّ وَانْصُرْنِي وَلَا تَنْصُرْ عَلَيَّ وَامْكُرْ لِي وَلَا تَمْكُرْ عَلَيَّ وَاهْدِنِي وَيَسِّرْ الهدى إِلَيَّ وَانْصُرْنِي عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيَّ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي لَكَ شَاكِرًا لَكَ ذَاكِرًا لَكَ رَاهِبًا لَكَ مِطْوَاعًا إِلَيْكَ مُخْبِتًا أَوْ مُنِيبًا رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِي وَاغْسِلْ حَوْبَتِي وَأَجِبْ دَعْوَتِي وَثَبِّتْ حُجَّتِي وَاهْدِ قَلْبِي وَسَدِّدْ لِسَانِي وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ قَلْبِي

 

“Ya Allah, bantulah aku dan jangan Engkau bantu untuk memusuhiku, tolonglah aku dan jangan Engkau tolong untuk memusuhiku, lakukan tipu daya untuk kebaikanku dan jangan Engkau melakukan tipu daya terhadap diriku, berilah aku petunjuk dan permudahlah petunjuk kepadaku, tolonglah aku menghadapi orang yang berbuat zalim terhadap diriku. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang bersyukur kepadaMu, ingat kepadaMu, takut kepadaMu, taat kepadaMu, tunduk kepadaMu, atau kembali kepadaMu. Tuhanku, terimalah taubatku, hilangkan kegelisahanku, dan kabulkan doaku, teguhkan hujjahku, dan berilah petunjuk hatiku, luruskan lisanku, dan cabutlah kedengkian hatiku).

Keenam, hendaknya para khatib dan mubaligh mempersiapkan diri dengan mempelajari dari literatur dan mencatat poin-poin yang akan disampaikan sebelum berceramah. Jika khatib dan penceramah kurang persiapan maka isi yang disampaikan sedikit dan banyak bumbu-bumbu yang tidak perlu diucapkan sehingga kemungkinan tergelincirnya semakin terbuka lebar.

🌱🌱🌱

Semoga tulisan ini menjadi muhasabah bagi saya pribadi dan pembaca, khususnya khatib dan mubaligh.

Jika risalah ini sampai ke pengurus Masjid agar bisa meneruskannya ke para khatib dan mubaligh yang memiliki jadwal ceramah di Masjidnya.

سبحانك اللهم وبحمدك
اشهد ان لا إله إلا أنت
استغفرك واتوب إليك

🌱🌱🌱🌱

Cirebon,
21 Syawal 1445 H
————————‐——
30 April 2024 M

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *