قَالَ الإمَامُ الأَوْزَاعِي رَحِمَهُ اللّٰهِ : عَلَيْكَ بِآثَارِ مَنْ سَلَفَ وَإِنْ رَفَضَكَ النَّاسُ، وَإِيَّاكَ وَآرَاءَ الرِّجَالِ وَإنْ زَخْرَفُوْا لَكَ بِالقَوْلِ، فَإِنَّ الأَمْرَ يَنْجَلِيَ وَأَنْتَ مِنْهُ عَلَى طَرِيْقٍ مُسْتَقِيْمٍ
📚 سير أعلام النبلاء : (120/7)
Berkata Al Imam Al Auza’i rohimahullahu ta’ala : “Hendaknya kalian berpegang pada atsar salaf (dalam beragama), walaupun orang-orang menolakmu. Dan jauhilah opini-opini orang (dalam urusan beragama), walaupun mereka menampakkan keindahan perkataan kepadamu. Karena suatu perkara akan terlihat jelas ketika dalilnya jelas dan engkau di atas jalan yang lurus”. (Siar A’laamin Nubalaa’ : 7/120)
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin menjelaskan makna perkataan al-Awza’iy tersebut:
“Wajib bagimu mengikuti jejak-jejak para (Ulama) Salaf”, artinya adalah ikutilah jalan para Sahabat Nabi dan yang mengikuti mereka dengan baik. Karena itu berlandaskan alQuran dan Sunnah. “Meskipun manusia meninggalkanmu”, artinya meskipun mereka menjauhi dan menghindarimu. “Jauhilah pendapat-pendapat manusia” artinya jauhilah pendapat-pendapat yang hanya (semata) berdasarkan logika, tidak berlandaskan alQuran dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. “Meskipun mereka memperindahnya”, yaitu meskipun mereka menghias lafadz dan memperbagusnya. Karena kebatilan tidak akan berubah menjadi kebenaran meskipun dihias dan diperindah”. (Syarh Lum’atil I’tiqad karya Syaikh Ibn Utsaimin – 1/11)
Ditulis oleh Ahmad Imron bin Muhadi Al Fanghony hafidzahullahu ta’ala