: قَالَ ابْنُ عُثَيْمِيْنَ رَحِمَهُ اللّٰهُ
مِنْ أَكْبَرِ نِعَمِ اللّٰهِ عَلَى العَبْدِ ، أَنْ يُنْزِلَ السَّكِيْنَةَ فِي قَلْبِهِ ، بِحَيْثُ يَكُوْنُ مُطْمَئِنًّا غَيْرَ قَلَقٍ، وَلَا شَاكٍ، رَاضِيًا بِقَضَاءِ اللّٰهِ وَقَدَرِهِ عَزَّ وَجَلَّ إِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ وَانْتَظَرَ الفَرْجَ مِنَ اللّٰهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ وَحَمِدَ اللّٰهُ عَلَى ذٰلِكَ
(شَرْحُ رِيَاضِ الصَّالِحِيْنَ : 4/709)
Berkata Ibnu Utsaimin rohimahullahu ta’ala : “Termasuk nikmat Allah yang besar atas seorang hamba adalah Allah turunkan SAKINAH (ketenangan) pada hatinya. Dimana dia akan merasakan ketenangan tanpa merasa gelisa apalagi keraguan. Dia akan ridho terhadap ketentuan dan takdir Allah. Apabila dia di timpa kesusahan maka akan bersabar dan menunggu jalan keluar dari Allah. Dan apabila dia mendapatkan kebahagiaan maka dia bersyukur dan memuji Allah atas hal itu”. (Syarah Riyadush Sholihin : 4/709)
Ditulis oleh Ahmad Imron bin Muhadi Al Fanghony hafidzahullahu ta’ala