FAWAID HADITS-HADITS AL-ARBA’IN AN-NAWAWIYAH

HADITS KE EMPATPULUH SATU (41)

 

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ :  قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ

حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ رُوِّيْنَاهُ فِي كِتَابِ الحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ

Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman seorang dari kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (Hadits hasan sahih, kami meriwayatkannya dari kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih).

 

A. Biografi singkat rowi Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma

Dia adalah seorang dari Abadilah al-arba’ (empat Abdullah) yang faqih, ia termasuk sahabat yang utama, ulama’nya sahabat, zuhud dan ahli ibadah, dia puasa disiang hari dan banyak sholat di malamnya sambil menekuni hadits Rasulullah shallahllahu ‘alaihi wassalam. Beliau memeluk agama Islam sebelum ayahnya, kemudian hijrah sebelum penaklukan Mekkah.

Jumlah hadits yang ia riwayatkan mencapai 700 hadits, Sesudah minta izin Nabi Shallahu ‘alaihi Wassalam untuk menulis, ia mencatat hadits yang didengarnya dari Nabi. Mengenai hal ini Abu Hurairah berkata “ Tak ada seorangpun yang lebih hapal dariku mengenai hadits Rasulullah, kecuali Abdullah bin Amr bin al-Ash. Karena ia mencatat sedangkan aku tidak”.

Abdullah bin Amr meriwayatkan hadits dari Umar, Abu Darda, Muadz bin Jabal, Abdurahman bin Auf, dan beberapa yang lain. Yang meriwayatkan darinya antara lain Abdullah bin Umar bin Al-Khatthab, as-Sa’ib bin Yazid, Sa’ad bin Al-Musayyab, Thawus, dan Ikrimah. Sanad paling shahih yang berpangkal darinya ialah yang diriwayatkan oleh Amr bin Syu’aib dari ayahnya dan kakeknya Abdullah.

Abdullah bin Amr mengalami kebutaan diakhir umurnya, beliau terus bersama sang ayah tercinta Amr bin Ash sampai ayahnya wafat di Mesir. Kemudian beliau pindah ke Syam, kemudian ke Makkah dan wafat di sana pada tahun 65 H pada malam pengepungan Al-Fusthath (Kairo, Mesir) di umur beliau yang ke 72 tahun.

 

B. Kedudukan hadits

Hadits ini pantas disebut sebagai isi daripada seluruh ajaran Islam. Karena salah satu faidahnya adalah bahwa jika hawa seseorang itu mengikuti seluruh yang Nabi bawa maka dia menjadi seorang Mukmin yang sempurna dan sebaliknya jika hawa seseorang berpaling dari seluruh yang Nabi bawa atau ajarakan maka dia menjadi seorang yang Kafir.

 

C. Fawaid hadits

  1. Sesungguhnya iman itu terkadang dinafikan (ditiadakan) dari orang yang melalaikan sebagian kewajibannya.
  2. Wajibnya tunduk dan patuh terhadap seluruh apa yang Nabi bawa dan ajarkan.
  3. Wajibnya seseorang untuk melepaskan diri dari hawa yang menyelisihi syariat Allah.
  4. Sesungguhnya iman itu bisa bertambah dan berkurang.

 

 

Di terjemahkan oleh Ahmad Imron bin Muhadi Al Fanghony hafidzohullahu ta’ala.

Rujukan : Kitab Al-Fawaid Adz-dzahabiyah min Ar-ba’in An-Nawawiyah karya Syaikh Abu Abdillah Hammud bin Abdillah Al Mathor dan Syaikh Abu Anas Ali bin Husain Abu Lauz.

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *